Sabtu, 9 Agustus 2025

Cak Imin Ajak Seluruh Kader PKB Halal Bihalal

Foto tangkapan dari layar Instagram DPP PKB Foto tangkapan dari layar Instagram DPP PKB

 

Masih dalam suasana Idul Fitri 1446 H, Ketua Umum DPP PKB A. Muhaimin Iskandar atau yang biasa kita kenal (Cak Imin) mengajak seluruh kader-kadernya halal bihalal sacara virtual, hal ini terlihat dari pantauan akun resmi instagram @dpp_pkb.

Dalam postingannya tertulis, open house dan halal bihalal bareng ketua umum DPP PKB “Gus Muhaimin”, langsung di TikTok live, sambil silaturahmi, kita ngobrol santai dan seru bareng Gus Muhaimin.

Rencananya open house dan halal bihalal akan tayang secara live TikTok di akun pribadi Cak Imin yaitu @amuhaiminiskandar pada Minggu, 13 April 2025, pukul 15.30 WIB.

Telah kita ketahui bersama, bahwasannya arus balik para pemudik lebaran 2025 telah usai dan seluruh para pekerja perkantoran baik itu di pemerintahan maupun swasta sudah kembali normal seperti biasanya.

 

Istilah Lokal Bernuansa Religius

Setiap usai Lebaran Idulfitri, masyarakat Indonesia tak hanya saling bermaaf-maafan dalam lingkup keluarga, tetapi juga menggelar tradisi yang dikenal sebagai halal bihalal. Tradisi ini telah menjadi ciri khas budaya Indonesia yang tidak ditemukan di negara-negara Muslim lainnya.

Secara bahasa, “halal bihalal” berasal dari kata Arab halal yang berarti “boleh” atau “diperbolehkan”. Namun, dalam praktiknya, istilah ini tidak dikenal secara luas di negara-negara Arab atau dalam literatur Islam klasik. Halal bihalal merupakan bentuk adaptasi lokal masyarakat Indonesia yang menyatukan nilai Islam dengan budaya silaturahmi dan kebersamaan.

Halal Bihalal Lahir dari Gagasan KH. Wahab Chasbullah

Menurut sejarah, istilah “halal bihalal” mulai dikenal pada masa Presiden Soekarno. Saat itu, setelah Indonesia merdeka, kondisi politik nasional sedang tidak stabil. Banyak tokoh bangsa saling bersitegang, dan Presiden Soekarno mencari cara agar para elite politik bisa duduk bersama dalam suasana damai.

KH. Wahab Chasbullah, tokoh ulama Nahdlatul Ulama, menyarankan kepada Soekarno untuk menggelar pertemuan dengan konsep halal bihalal, yaitu momen bermaaf-maafan dalam suasana kekeluargaan setelah Idulfitri. Soekarno pun menyetujui ide tersebut, dan pertemuan itu sukses mencairkan ketegangan politik.

Meluas ke Seluruh Lapisan Masyarakat

Sejak saat itu, tradisi halal bihalal menyebar ke masyarakat luas. Tak hanya pejabat negara, warga dari berbagai kalangan juga mulai mengadakan halal bihalal—baik di kantor, sekolah, komunitas, hingga lingkungan RT. Tujuannya sama: mempererat silaturahmi, saling memaafkan, dan memperkuat persatuan pasca-Ramadan.

Tradisi Khas Indonesia

Halal bihalal kini menjadi tradisi khas Indonesia yang unik. Meskipun tidak memiliki dasar syariat secara khusus, praktek ini mengandung nilai-nilai Islam seperti ukhuwah (persaudaraan), silaturahmi, dan saling memaafkan, yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Berita Terkait