Selasa, 17 Juni 2025

Gubernur Pram Jelaskan Sumber Pendanaan Pembangunan Giant Sea Wall di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung

 

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung akan menggunakan uang hasil dari pengolahan sampah untuk membangun Giant Sea Wall atau tanggul laut yang ditugaskan Pemerintah Pusat Dia meyakini penghasilan tersebut bisa membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Dari mana dananya (bangun Giant Sea Wall), sebagian dari sampah, sebagian dari tentunya yang konvensional dari pajak dan sebagainya,” ujar Pramono dalam acara Future Talk with Endgame di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (15/6/2025).

Pramono menjelaskan, sampah Jakarta  yang kini ditimbun di Bantargebang, Kota Bekasi, telah mencapai 55 juta ton. Puluhan juta ton sampah itu diyakini bisa mengalirkan listrik untuk wilayah Jakarta apabila bisa diolah dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

Menurutnya, cara ini sangat berdampak positif. Selain mengurangi sampah yang ditimbun, cara ini juga akan mengurangi polusi udara akibat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga menambah penghasilan.

Menurutnya, cara ini sangat berdampak positif. Selain mengurangi sampah yang ditimbun, cara ini juga akan mengurangi polusi udara akibat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga menambah penghasilan.

“Cukup kita gunakan PLTSa, maka persoalan sampahnya selesai, persoalan listriknya terpenuhi, pencemarannya berkurang dan itu kemudian akan menjadi revenue,” katanya.

“Nah revenue inilah yang akan digunakan sebagian untuk membangun Giant Sea Wall,” tuturnya.

Pramono menjelaskan, proyek Giant Sea Wall yang ditugaskan kepada Pemprov Jakarta sepanjang 19 kilometer (km) itu akan menelan biaya Rp5 triliun per tahunnya. Dia pun meyakini bahwa cara-cara yang digagasnya mampu untuk menyukseskan proyek itu.

“Kami akan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya dan kami yakin pasti kami bisa dan kami mampu,” ucapnya. 

Berita Terkait