Sabtu, 9 Agustus 2025

Usai Trump Ancam Kenaikan Tarif , Airlangga Dikabarkan Langsung Terbang ke AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

 

Airlangga Hartarto dikabarkan akan terbang langsung ke Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan negosiasi tarif pada Senin (7/7/2025). Kabar ini muncul usai pengumuman tarif ekstra 10% dari Presiden AS Donald Trump terhadap negara-negara yang mendukung BRICS.

Airlangga Hartarto merupakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang dipercaya Presiden Prabowo Subianto sebagai Ketua Delegasi dan Koordinator Perundingan atas Kebijakan Tarif Amerika Serikat (AS), Airlangga Hartarto.

Dikabarkan Reuters pada Senin sore waktu Jakarta, Juru bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto menyampaikan bahwa Airlangga akan berangkat ke AS untuk mengawasi pembicaraan tarif. Lawatannya itu juga memastikan kesepakatan tarif bisa tercapai antara kedua negara.

Airlangga akan mengawasi penawaran Indonesia yang mencapai US$34 miliar kepada AS. Penawaran ini melibatkan impor lebih besar untuk gandum, kedelai, jagung, kapas, dan produk energi AS.

Adapun Airlangga bersama Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir pada terpantau masih berada di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro pada Senin siang waktu Jakarta. Hal ini diketahui dalam keterangan pers selepas mendamping Presiden Prabowo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025.

Sebelumnya di Jakarta pada Kamis (3/7/2025), Airlangga menegaskan bahwa Indonesia berharap mencapai kesepakatan tarif terbaik dengan AS. Bahkan, Indonesia berharap mendapat tarif yang lebih baik dari Vietnam yang lebih dulu bersepakat dengan AS.

“Kalau Vietnam kan 20-40%, tentu kita berharap lebih baik dari itu,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta. Sebelumnya, Indonesia ditekan AS dengan tarif bea masuk sebesar 32%.

Sebagai bentuk penawaran, Airlangga bilang, Indonesia tak cuma menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara, tetapi lebih dari harapan AS itu sendiri. Indonesia akan meningkatkan belanja barang dan investasi senilai US$ 34 miliar ke AS, dimana sekitar US$ 15 miliar khusus untuk impor komoditas energi dari AS.

Sementara Donald Trump pada Minggu (6/7/2025) waktu setempat menyatakan, negara-negara yang mendukung kebijakan ‘anti Amerika’ seperti yang dianut kelompok BRICS akan dikenai tambahan tarif sebesar 10%.

“Setiap negara yang mendukung kebijakan Anti-Amerika dari BRICS akan dikenai tambahan tarif 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini. Terima kasih atas perhatiannya!” tulis Trump dalam unggahannya di platform Truth Social.

Kelompok BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China yang menggelar pertemuan puncak pertama mereka pada 2009. Afrika Selatan kemudian bergabung, diikuti oleh penambahan anggota baru pada 2024 yaitu Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Berita Terkait