Minggu, 19 Oktober 2025

Ketua DEN Bantah Minta APBN Untuk Family Office

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan 

 

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan merasa kesal lantaran usulannya soal Family Office dibenturkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diurus oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Luhut memastikan Family Office usulannya yang akan dibangun di Bali itu tidak ada urusannya dengan APBN.

Ia pun menegaskan dirinya sama sekali tak pernah meminta kas negara untuk membiayai proyek itu.

Justru ia mengatakan, keberadaan Family Office akan membantu pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Terlebih peran APBN hanya bisa mencapai 15 persen saja.

“Kita melihat juga pertumbuhan Indonesia menuju 8 persen ini, tentu peranan swasta masih sangat besar. Peranan pemerintah, APBN kan cuma 15 persen, 10-15 persen dari APBN yang di swasta. Sisanya itu harus private sector,” kata Luhut dalam acara bertajuk ‘1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran’ di Jakarta Selatan, Kamis (16/10).

“Nah untuk itu, kita harus friendly kepada foreign investment itu harus jalan bagus. Itu sebabnya saya usulin, buatlah family office. Family office itu gak ada urusan dengan APBN. Sebenarnya enggak ada urusannya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Luhut menyampaikan, urusan Family Office dengan pemerintah bukanlah dari sisi pembiayaan APBN.

Melainkan, bagaimana agar para investor dalam negeri dan asing masih mau menempatkan uangnya di Indonesia.

Itu sebabnya, kata dia, pemerintah perlu merumuskan sejumlah kebijakan. Mulai dari zero tax, kemudian nanti setelah baru kena tax saat melakukan investasi hingga termasuk kepastian terkait sistem hukum atau common law.

“Terus ribut. Ini bilang, apa ditubrukin lagi Ketua DEN dengan Menteri Keuangan, gak ada APBN. Siapa yang minta APBN? Gak ada urusannya APBN sama sekali di situ,” tegasnya.

Menurutnya, saat ini yang diperlukan dari pemerintah juga berupa joint study antara beberapa kementerian. Salah satunya, mulai dari Menteri Investasi hingga Mahkamah Agung.

Di sisi lain, Luhut juga menyoroti alasan banyak warga dunia termasuk Indonesia, justru menanamkan modalnya di Singapura hingga Abu Dhabi, bahkan Singapura.

Luhut berambisi untuk menarik orang kaya itu untuk menanamkan modal di tanah air, itu sebabnya ia mengusulkan kehadiran Family Office.

“Kenapa orang asing tuh bikin family office, banyak sekali di Singapura, banyak sekali di Hongkong, banyak sekali sekarang di Abu Dhabi. Tapi mereka juga pengen. Kenapa di Singapura aja? Proyeknya kurang. Di Indonesia proyeknya banyak. Ya kenapa gak kita tarik ke mari? Logikanya di situ,”pungkasnya.

Berita Terkait