Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto, menekankan peran penting pelajar Indonesia di luar negeri dalam mendukung bonus demografi dan visi Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan Suyudi dalam Retreat Leadership yang dihadiri 68 ketua PPI dari berbagai negara dan pengurus PPI Dunia, yang berlangsung secara daring pada Sabtu.
“Acara ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran pemuda dan pelajar Indonesia di luar negeri sebagai bagian penting dalam menyongsong bonus demografi 2030 dan visi besar Indonesia Emas 2045,” katanya dalam siaran pers PPI di Jakarta, Ahad.
Suyudi mengatakan pelajar Indonesia di luar negeri memiliki peran penting sebagai kekuatan intelektual bangsa yang tidak hanya membawa pulang pengetahuan, tetapi juga integritas moral dan daya juang untuk membangun negeri.
Saat ini, terdapat 120.000 anggota PPI Dunia yang tersebar di berbagai negara. Namun, angka tersebut masih sangat kecil dibanding total pelajar Indonesia yang mencapai hampir 60 juta orang.
Suyudi mengingatkan agar kesempatan belajar di luar negeri tidak disia-siakan, karena menurutnya hal itu bukan hanya hasil kecerdasan, tetapi juga keberuntungan.
“Tidak semua orang bisa berada di posisi kalian saat ini. Gunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya dengan mengapai ilmu, tingkatkan keterampilan, dan persembahkan kepada keluarga, masyarakat, dan Indonesia,” katanya.
Di hadapan peserta retret, Suyudi menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi harus mengintegrasikan unsur-unsur kemanusiaan, budaya, dan kebudayaan sebagai kekuatan internal untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat.
Kekuatan internal seperti sumber daya manusia, kebudayaan, dan penguasaan ilmu pengetahuan adalah variabel bebas yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi.
“Pembangunan tidak hanya bergantung pada kekuatan eksternal, tetapi harus diperkuat kreativitas dan ilmu pengetahuan. Kecerdasan akademik tanpa moral, semangat nasionalisme, dan kesadaran budaya akan membuat masa depan bangsa tidak kokoh,” katanya.
Pada kesempatan itu, Suyudi juga menyampaikan ancaman narkoba terhadap generasi muda yang tidak mengenal batas negara.
Menurutnya, pelajar di luar negeri rentan terhadap paparan narkotika baik karena tekanan akademik, lingkungan pergaulan, maupun keterbatasan kontrol sosial budaya.
“BNN hadir bukan untuk menghukum, tetapi melindungi. Kita ingin memastikan pelajar Indonesia di luar negeri tidak menjadi korban penyalahgunaan narkotika karena tanpa generasi bersih dan sehat, Indonesia Emas 2045 hanya menjadi slogan kosong,” katanya.
Ia menegaskan bahwa BNN bersama kementerian terkait akan memperkuat kolaborasi dengan organisasi pelajar internasional, termasuk PPI Dunia, untuk memastikan pencegahan dan pendampingan dapat berjalan secara sistematis.
Acara retret ini menandai babak baru komitmen kolaboratif antara PPI Dunia dan lembaga negara, khususnya BNN, untuk mewujudkan generasi muda yang cerdas, berdaya saing global, dan bebas narkoba yang menjadi pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
“Perluas cakrawala ilmu, bangun relasi tanpa batas, dan bawalah negerimu menuju kejayaan. Indonesia membutuhkan kalian, pulanglah setelah selesai kuliah dan bangunlah Indonesia,” katanya.






