Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengungkapkan, pesantren memiliki peran strategis dalam mewujudkan kemandirian masyarakat dan memberdayakan umat. Pemerintah memilki komitmen untuk memajukan pesantren. Sebab, pesantren selama ini menjadi pusat pendidikan, pembentukan karakter, dan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Muhaimin saat menghadiri Haul Akbar ke-21 Almarhum KH. Muhsin Syafi’i, Muassis Ponpes Roudlotul Muhsinin Al-Maqbul di Malang, Jawa Timur. Acara turut dihadiri sejumlah tokoh penting dan para masyayikh, antara lain KH. Nurul Huda Djazuli, KH. Abdurrahman Al Kautsar, KH. Abdussalam Shohib, KH. Fahim Royani, para pengasuh berbagai pondok pesantren, para alumni, santri, serta wali santri.
“Negara sudah sepatutnya berterima kasih kepada para wali dan para masyayikh yang telah merintis, membangun, dan menguatkan pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia, termasuk Ponpes Roudlotul Muhsinin Al-Maqbul ini,” ujar Muhaimin, Minggu (23/11).
Dia menilai, kebangkitan masyarakat Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kemajuan pesantren. Oleh karena itu, pendidikan pesantren harus ditingkatkan.
“Dengan bismillah, saya berani menyatakan atas nama pemerintah: kalau pesantren tumbuh kuat dan kokoh, insyaallah masyarakat juga akan tumbuh kuat dan kokoh,” tegasnya.
Muhaimin menjelaskan, ketahanan masyarakat bertumpu pada dua faktor utama. Pertama, pendidikan sebagai fondasi memutus mata rantai berbagai persoalan kemasyarakatan, termasuk kemiskinan. Kedua, pemberdayaan sebagai kelanjutan dari sistem pendidikan yang tumbuh di pesantren.
Kamandirian pesantren telah memiliki sejarah panjang dan memberikan kontribusi besar bagi kehidupan. Ia mencontohkan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng dengan modal seadanya, namun hingga kini tetap berdiri kokoh sebagai pesantren mandiri dengan kontribusi besar bagi bangsa.
“Saya ingin menyampaikan kepada dunia bahwa akar pesantren masih kuat dengan kemandirian dan kekokohannya, termasuk yang dijaga oleh Ponpes Roudlotul Muhsinin al-Maqbul Malang ini,” ucapnya.
Meski demikian, Muhaimin tak menutup mata bahwa belakangan ini muncul kekhawatiran dan sikap sinis sebagian kalangan terhadap pesantren, terutama ketika sejumlah musibah menimpa beberapa pesantren di daerah. Citra tersebut seringkali menimbulkan salah paham terhadap pesantren.
“Hari ini tidak ada jalan lain. Monggo kita semua konsolidasi, karena semua aspek nasional dan global sedang berubah. Kita harus mengambil hal-hal baru dengan produktif, mengembangkan dunia pendidikan, sekaligus menyiapkan generasi yang tangguh, berdaya, dan mandiri,” pungkasnya.