Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa total kerugian akibat kerusakan fasilitas umum mencapai Rp55 miliar.
Aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Jakarta menimbulkan kerugian material yang sangat besar. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa total kerugian akibat kerusakan fasilitas umum mencapai Rp55 miliar.
Kerugian terbesar dialami oleh sektor transportasi publik, khususnya Bus Transjakarta. Pramono Anung menjelaskan, dari total 22 halte yang terdampak, enam di antaranya mengalami kerusakan parah, termasuk pembakaran dan penjarahan. Sementara itu, 16 halte lainnya menjadi sasaran vandalisme. Kerusakan ini menimbulkan kerugian hingga Rp41,6 miliar.
Tak hanya itu, infrastruktur Mass Rapid Transit (MRT) juga ikut terdampak dengan kerugian sekitar Rp3,3 miliar. Kerusakan lain-lain, termasuk pada CCTV dan fasilitas publik lainnya, diperkirakan mencapai Rp5,5 miliar.
Pemerintah Provinsi Jakarta menargetkan perbaikan seluruh fasilitas yang rusak dapat diselesaikan pada tanggal 8 atau 9 September. Selain kerugian material, Pemprov juga menanggung biaya pengobatan bagi 716 korban yang terluka dalam insiden tersebut.
“Kita akan lakukan perbaikan secepatnya. Fasilitas ini milik kita bersama, dan kerugian yang terjadi sangat merugikan masyarakat luas,” ujar Pramono Anung dalam konferensi pers.
