Jumat, 8 Agustus 2025

Wujudkan Kota Global, Gubernur Pram Terus Kembangkan Transjabodetabek

Pramono meluncurkan trayek baru Transjabodetabek P11 rute Blok M–Kota Bogor

 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menunjukkan keseriusannya dalam pelaksanaan Program Jakarta Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3) sebagai bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD). Program ini sudah berlangsung sejak awal 2022 dan mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global.

Berdasarkan Karakteristik Kota Global Bappeda DKI 2023, ada enam indikator kota global, salah satunya adalah perlunya koneksi secara intra dan interkota dengan transportasi publik yang terintegrasi. Jakarta sendiri saat ini mengembangkan sistem transportasi publik terintegrasi mulai dari LRT, MRT, Transjakarta, KRL, hingga Jaklingko”

Ketika mau mengadakan konferensi global, bukan sekadar venue (tempat) tapi bagaimana dari bandara menuju venue atau dari venue menuju tempat-tempat lain di Jakarta. Makanya, transportasi publik menjadi mutlak harus kita kembangkan,” kata Kepala Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Bappeda DKI Jakarta Deftrianov dalam “Seminar Tantangan dan Peluang Daerah Khusus Jakarta” di Jakarta.

Berbagai Rute Baru Transjabodetabek Sudah Diluncurkan

Komitmen Jakarta dalam mengembangkan transportasi terlihat dari banyaknya rute-rute baru Transjabodetabek yang telah diresmikan. Sebut saja rute S61 Alam Sutera-Blok M yang diluncurkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pada 24 April 2025 lalu, bertepatan dengan Hari Angkutan Nasional. Langkah ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta bersama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dalam memperluas akses transportasi publik yang terintegrasi dan terjangkau untuk semua kalangan. Selain itu, peluncuran ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap kawasan Blok M sebagai pusat ASEAN, serta menjadi bagian dari rencana aksi Quick Wins dalam program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

“Trayek ini kami yakin akan sangat diminati, dengan panjang lintasan mencapai 59,7 km dan 26 halte yang akan dilalui. Karena tingkat kepadatan di jalur ini cukup tinggi, maka disiapkan 24 bus yang akan melayani 60 perjalanan setiap hari. Dengan demikian, interval waktu antarbus sekitar 20 menit,” ujar Gubernur Pramono saat peluncuran di Terminal Bus Blok M.

“Saya sudah meminta kepada Kepala Dinas Perhubungan dan Direktur Utama Transjakarta untuk mempersiapkan Transjabodetabek dengan rute ke Bekasi, Depok, Bogor, dan sebagainya. Termasuk menghubungkan daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau, bahkan kawasan yang dianggap elit dan tertutup juga akan kami sambungkan,” tambahnya.

Selain rute S61, Pemprov DKI Jakarta juga meluncurkan rute baru, seperti rute B41 (Cawang-Vida Bekasi) pada 15 Mei 2025 lalu. Diresmikan langsung oleh Gubernur Pramono, peluncuran ini merupakan langkah penting dalam integrasi transportasi publik di kawasan Jabodetabek. 

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, menyampaikan terima kasihnya atas realisasi rute transportasi yang mengintegrasikan kawasan megapolitan Jakarta-Bekasi dan sebaliknya. 

“Kami bersyukur hari ini Kota Bekasi menikmati salah satu transportasi modern yang terintegrasi. Ini sangat efisien, dan saya kira merupakan bagian dari pengembangan modernisasi jaringan transportasi publik di daerah megapolitan. Warga Bekasi merasa senang karena mendapatkan layanan transportasi yang aman, mudah, dan terjangkau. Mudah-mudahan layanan ini bisa terus berkembang dan mampu mengentaskan masalah kemacetan di kawasan Jabodetabek,” ujar Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono.

Rute lain Transjabodetabek T31 Blok M-Pantai Indah Kapuk juga diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta pada 22 Mei 2025 lalu. 

“Sudah disiapkan 20 unit layanan Transjabodetabek T31. Saya yakin layanan ini akan menjadi primadona karena mobilisasi keluar masuk ke PIK 2 dan PIK 1 sangat tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah Jakarta bersama Pemerintah Banten membuka trayek ini,” papar Gubernur Pramono.

Ia menambahkan, rute layanan ini menghubungkan wilayah Jakarta dan Banten dengan total panjang lintasan mencapai 72,8 kilometer, serta melintasi 24 titik pemberhentian, 11 titik berada di Jakarta dan 13 titik lainnya di Banten. Estimasi waktu tempuh untuk perjalanan pulang-pergi (PP) adalah sekitar 180 menit pada jam sibuk, dan 165 menit saat jam tidak sibuk.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan, setelah melakukan uji coba rute pada 14–23 Maret 2025, pihaknya memutuskan untuk menyesuaikan jalur menjadi Blok M–PIK 2. Uji coba lanjutan dilakukan pada 17–23 Mei 2025, dan hasilnya menunjukkan bahwa rute ini memiliki potensi lebih besar serta mampu menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat. Rute ini mempermudah akses menuju pusat aktivitas di Jakarta karena terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti MRT.

“Layanan Transjabodetabek T31 ini menghubungkan pusat Kota Jakarta dengan kawasan permukiman dan bisnis yang berkembang di Tangerang dan sekitarnya. Dengan demikian, telah tersedia alternatif moda angkutan umum yang nyaman, aman, berkeselamatan, dan ramah lingkungan bagi warga yang bekerja atau beraktivitas lintas kota. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta menurunkan tingkat kemacetan dan polusi udara,” papar Syafrin.

Dua rute baru juga diresmikan oleh Pemprov DKI Jakarta pada bulan Juni 2025 ini. Yang pertama adalah rute Transjabodetabek Lebak Bulus-Sawangan yang diresmikan pada 4 Juni 2025 dan juga rute P11 Blok M-Kota Bogor.

Gubernur Pramono menegaskan, Pemprov DKI Jakarta akan terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah di sekitarnya, seperti Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor, Bekasi, Depok, dan wilayah lain, untuk membuka jalur-jalur baru Transjabodetabek. Ia berharap kehadiran layanan ini dapat semakin mempermudah mobilitas warga di kawasan suburban maupun Jakarta, serta menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi.

Gubernur Pramono menambahkan, sebanyak 16 unit bus Transjabodetabek disiapkan untuk melayani trayek baru Blok M–Kota Bogor. Estimasi waktu tempuh perjalanan satu arah mencapai sekitar 110 menit saat jam sibuk (total 220 menit pulang-pergi) dan sekitar 90 menit di luar jam sibuk (total 180 menit pulang-pergi), dengan jarak antarkedatangan bus (headway) setiap 15 menit.

Disambut Antusias Warga

Pengembangan transportasi Jabodetabek yang menghadirkan berbagai rute baru ini disambut antusiasme warga. Mereka mengaku merasakan dampak positif karena kemudahan yang dirasakan dalam mobilitas sehari-hari. Hal ini disampaikan Isyana Balqis (19), warga asal Jakarta Utara. Namun, ia memberikan masukan agar transportasi yang dihadirkan bisa lebih merata ke depannya. 

“Bagus, bagus banget malah. Enaknya kita jadi nggak bingung mau keliling Jakarta. Abis turun dari KRL, misalnya mau ke Monas harus naik apa, udah ada MRT, TJ atau LRT. Jadi enaknya gitu sih, kita nggak usah bingung-bingung. Even kita yang bukan dari tengah kota pun kita ngerti gitu loh cara untuk keliling di Jakarta. Menurut aku programnya bagus, cuman mungkin harus diratain ke kita yang ada di pinggir-pinggir Jakarta. Harus diterapkan ke Jakarta Utara juga sih, karena belum ada transportasi yang terintegrasi,” ungkapnya. 

Hal senada disampaikan oleh Rahma (29) asal Jakarta Timur. “Wah manfaat TOD ini sangat terasa sih ya. Jadi hemat waktu banget. Terus kalau mau transit juga enak banget, ada LRT gitu kan bisa ke Cawang, ke Bekasi, nggak perlu muter-muter lagi,” jelasnya. 

Ia juga optimis terkait misi Gubernur Pramono terkait Jakarta Kota Global. “Harusnya bisa ya semoga, soalnya saya punya teman juga dari luar negeri. Setelah 5 tahun nggak ke Jakarta, dia lihat perbedaannya jadi lebih baik. Semoga di ulang tahun ke-500 bisa mencapai Top 50,” lanjutnya.

Berita Terkait