
PT Karya Tetangga Tuku (Tuku Coffee) atau Toko Kopi Tuku mencatatkan kinerja luar biasa dalam perayaan satu dekade berdirinya mereka di Indonesia.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Karya Tetangga Tuku, Andanu Prasetyo, menyebutkan dalam sebuah laporan bahwa perusahaan mencatatkan pertumbuhan laba tahunan sebesar 356%. Compound Annual Growth Rate (CAGR) laba bersih tiga tahun terakhir juga tercata sebesar 141%
Tak hanya mencetak laba tinggi, pendapatan tahunan perusahaan naik 88%. Adapun pihaknya mencatatkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun sebesar 49%. Keberhasilan ini diklaim bukan semata karena ekspansi gerai, melainkan dari kekuatan model bisnis yang menggabungkan komunitas, efisiensi operasional, dan keberlanjutan.
Tuku kini menjual rata-rata 78.000 cup kopi per hari dan memiliki lebih dari 1.040 barista. Hingga akhir tahun ini, pihaknya menargetkan 72 toko dalam wilayah lima kota besar nasional, termasuk ekspansi strategis ke Bali dan Amsterdam.
“Ekspansi ke Amsterdam adalah bukti bahwa cerita dan rasa dari Indonesia bisa diterima di panggung global,” kata Andanu Prasetyo, dilansir Selasa (1/7).
Dari sisi hulu, perusahaan melalui unitnya juga telah menjalin kemitraan dengan 630 petani kopi dan 275 petani gula aren, serta meluncurkan program agroforestri yang telah menanam 5.000 pohon di tiga wilayah konservasi.
Kinerja internal perusahaan juga terbilang sehat. Survei Employee Net Promoter Score (eNPS) mencatat skor 73 (sangat tinggi), dengan 94% karyawan menyatakan perusahaan berdampak positif bagi pengembangan diri, serta turnover rate hanya 3%.
Tuku kini juga membentuk ekosistem bisnis yang lebih luas melalui lini retail Toserbaku dan grup F&B Suka. Grup tersebut membawahi beberapa merek seperti Toho, Futago, dan Minarwati.