Sabtu, 9 Agustus 2025

Proyek Rp 130 T Batal! Konsorsium LG Tarik Diri dari Investasi di Indonesia

Foto: Ilustrasi: Pabrik LG di Korea Selatan.

 

Pemerintah mempertanyakan keseriusan konsorsium Korea Selatan berinvestasi dalam proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terganggu dengan keputusan konsorsium di bawah LG itu, batal berinvestasi dalam proyek itu. Kementerian ESDM menggugat komitmen LG-Korea Selatan terhadap investasi di Indonesia.

Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (22/4/2025), Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno mempertanyakan apakah LG serius terhadap investasi di Indonesia.

“Dia sebetulnya niat enggak sih mau investasi di sini? Kalau misalnya enggak niat ya sudah. Memang dari awal enggak ada niat, berarti,” kata Tri Winarno kepada pers, di Kantor Kementerian ESDM, Senin (21/4/2025). 

Dirjen Tri Winarno menyebutkan, ukuran investor bukanlah yang utama. Yang penting adalah kesungguhan dalam berinvestasi. “Mau investor besar, mau kecil, yang penting niat enggak dia? Kalau cuma omong doang (omdo), ya enggak-lah.

Dalam penilaian Kementerian ESDM, konsorsium LG dan mitranya sejak awal tidak menunjukkan ketepatan waktu dalam menjalankan rencana pembangunan proyek. 

“Kan selalu enggak tepat waktu mereka. Sudah berapa tahun. Kamu mau bangun rumah, terus habis itu kamu harusnya sudah groundbreaking, enggak juga. Ya sudah berarti dari kamu memang enggak serius kan,” ungkapnya. 

Satu hal, Tri Winarno memastikan agenda hilirisasi nikel nasional akan tetap berjalan, meski konsorsium LG, mundur. Soal siapa investor penggantinya, ia mempersilahkan para wartawan menunggu informasi lebih lanjut. “Nantilah kita lihat ya.”

Kita tahu, Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar di dunia, terus mendorong transformasi industri melalui penguatan rantai pasok kendaraan listrik. Pemerintah tetap menempatkan hilirisasi nikel sebagai prioritas dalam roadmap energi nasional. 

LG batalkan proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia, ini alasannya

Perusahaan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) asal Korea Selatan yakni LG, bersama anggota konsorsiumnya,  memutuskan menarik investasinya dalam rencana proyek ekosistem baterai EV di Indonesia.

LG menarik investasi dalam negeri yang mencakup rencana proyek mulai dari sumber bahan baku hingga memproduksi prekursor, bahan katoda, dan pembuatan sel baterai senilai USD7,7 miliar setara Rp130 triliun (asumsi kurs Rp16.856).

Yonhap News Agency menulis, alasan batalnya investasi raksasa baterai kendaraan listrik Korsel di Indonesia tersebut. Konsorsium LG melihat adanya potensi pergeseran dalam lanskap industri, yang akan berujung pada perlambatan sementara permintaan EV global.

“Menimbang kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dilansir YNA, dikutip Selasa (22/4/2025).

Konsorsium tersebut terdiri atas berbagai perusahaan, seperti LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp., hingga badan usaha milik negara (BUMN) RI. Sebelum mengambil keputusan itu, mereka mengaku telah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia sebelum mencabut investasinya.

Satu hal, meskipun konsorsium tersebut menarik investasinya di Indonesia, raksasa baterai EV tersebut tetap akan melanjutkan proyek baterai EV yang sudah berjalan dalam negeri bersama dengan Hyundai Motor. Proyek tersebut adalah pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat.

“Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang sudah ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” tambahnya.

Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno justru mempertanyakan kesungguhan investasi raksasa baterai EV asal Korsel tersebut. Dia menilai, proses penjajakan investasi LG di Indonesia sudah berjalan bertahun-tahun lamanya.

“Kalau misalnya, dia sebetulnya niat nggak sih mau investasi di sini? Bukan, kalau misalnya dia nggak niat ya sudah. Ya memang dari awal nggak ada niat berarti,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Selasa (22/4/2025). 

Awalnya, proyek konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG ini akan menangani baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Indonesia. Proyek bernilai USD7,7 miliar tersebut semula akan menjadi bagian penting dalam penguatan ekosistem EV nasional. Sayangnya, LG dan anggota konsorsiumnya mundur. 

 

Berita Terkait