Jumat, 8 Agustus 2025

World Giving Report Bocorkan Data Negara-Negara Paling Dermawan, Apakah Ada Indonesia ?

World Giving Report 2025 menempatkan Nigeria sebagai negara paling dermawan di dunia

 

World Giving Report 2025 menempatkan Nigeria sebagai negara paling dermawan di dunia. Laporan ini juga menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat kedermawanan tertinggi bukan berasal dari kelompok negara maju, melainkan mayoritas dari negara-negara berkembang, terutama di Afrika.

Sementara Indonesia yang turun peringkat, menduduki posisi ke-21 dari 101 negara yang disurvei, dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin filantropi di kawasan Asia Tenggara World Giving Report 2025 (WGR 2025) merupakan pengembangan dari World Giving Index (WGI) yang sebelumnya rutin dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF). Laporan ini dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan inklusif tentang kegiatan kedermawanan di seluruh dunia.

Penelitian ini menggunakan survei publik di 101 negara dengan wawancara langsung, online, serta telepon kepada responden tentang kegiatan menyumbangnya pada tahun 2024. Kegiatan survei di Indonesia dilakukan bekerjasama dengan Perhimpunan Filantropi Indonesia. Survei global ini juga mengungkapkan bahwa negara-negara dengan tingkat kedermawanan tertinggi bukan berasal dari kelompok negara maju, melainkan mayoritas adalah negara-negara berkembang, terutama di Afrika.

Afrika menempatkan 5 dari 10 negara paling dermawan di dunia di mana Nigeria menduduki peringkat pertama dengan rata-rata donasi mencapai 2,83% dari pendapatan per kapita. Sementara Mesir (2,45%), China (2,19%), Ghana(2,19%), dan Kenya (2,13%) melengkapi lima negara paling dermawan, dengan rata-rata masyarakat di negara-negara tersebut menyumbang lebih dari 2% dari pendapatan mereka.

Laporan ini juga mengungkap motivasi utama menyumbang adalah “peduli pada isu sosial atau ingin membuat perubahan” (65%). Sebanyak 31% responden menyebut “kewajiban moral” sebagai alasan menyumbang, sementara 29% responden lainnya didorong oleh agama.

Donatur yang menyumbang karena motivasi agama rata-rata memberikan donasi dua kali lebih besar dan mendukung lebih banyak tujuan atau misi sosial. Dalam hal kegiatan kerelawanan (volunterisme), sekitar 26% responden terlibat dalam kegiatan kerelawanan pada 2024, dengan rata-rata lama waktu relawan sekitar 9 jam per orang.

Warga di Negara-negara Afrika memiliki proporsi relawan tertinggi dengan melakukan kegiatan kerelawanan rata-rata 14 jam 30 menit, sedangkan warga di benua Eropa menyumbangkan kerelawanan terendah (sekitar 6 jam 30 menit).

Terkait kegiatan kedermawanan di Indonesia, WGR 2025 melaporkan bahwa Indonesia memiliki profil kedermawanan yang kuat di tingkat global dengan menempati posisi ke-21 dari 101 negara yang disurvai dengan proporsi pendapatan yang didonasikan sebesar rata-rata 1,55%. Angka ini menempatkan donasi Indonesia di atas rata-rata global (1,04%) dan mengungguli banyak negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Donasi di Indonesia umumnya disalurkan secara langsung kepada individu yang membutuhkan dan melalui lembaga amal dan organisasi keagamaan yang mencerminkan keberagaman cara memberi yang luas. Selain itu, masyarakat Indonesia cenderung mendukung berbagai tujuan donasi, dengan rata-rata pemberian ke 3-4 tujuan berbeda.

Pengentasan kemiskinan, perlindungan anak-anak/remaja, serta bantuan kemanusiaan merupakan program yang banyak disumbang di Indonesia.

Hamid Abidin, peneliti filantropi di PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center), melihat turunnya peringkat Indonesia di WGR 2025 sebagai hal yang wajar karena penelitian ini menggunakan metodologi yang berbeda, yang lebih terperinci dan inklusif dengan memasukkan aspek nilai donasi terhadap pendapatan serta keragaman jalur pemberian.

“Pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kedermawanan global dibanding WGI yang mengandalkan frekuensi aktivitas memberi. Perubahan ini juga berpengaruh terhadap rangking negara-negara yang sebelumnya menduduki posisi atas di WGI. Meski tetap menunjukkan kedermawanan tinggi secara global, Indonesia tidak lagi menduduki posisi pertama dan tergeser oleh negara-negara dengan proporsi pendapatan donasi yang lebih besar, seperti Nigeria, Mesir dan China, yang menempati 3 urutan teratas,” kata Hamid Abidin, dalam keterangan tertulis yang diterima tim media.

Hamid menekankan pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amal atau filantropi sebagai faktor kunci dalam membangun budaya kedermawanan yang kuat. Tingkat kepercayaan terhadap lembaga amal dan organisasi sosial sangat berkorelasi dengan budaya menyumbang masyarakat. Tingkat partisipasi dan nilai donasi masyarakat jauh lebih tinggi jika mereka menilai lembaga filantropi di negaranya dapat dipercaya dan memiliki peran penting dalam kehidupan sosial.

Tren ini juga tergambar dalam WGR 2025 yang menunjukkan bahwa negara-negara dengan kepercayaan tinggi pada organisasi amal/filantropi (Afrika dan asia) menunjukkan tingkat partisipasi dan donasi yang lebih tinggi. Secara global, skor rata-rata untuk penilaian pentingnya peran lembaga amal dalam masyarakat adalah 10,98 dari 15, sedangkan skor kepercayaan terhadap Lembaga amal adalah 9,22 dari 15.

“Tingkat kepercayaan ini berperan ganda, tidak hanya mendorong masyarakat untuk berkontribusi secara finansial, tetapi juga mendukung keterlibatan sukarela dan advokasi yang menyokong keberlanjutan sektor filantropi dan nirlaba,”katanya.

25 Negara Paling Dermawan 

1. Nigeria (2,83% dari Pendapatan)

2. Mesir (2,45%)

3. Ghana (2,19%)

4. Tiongkok (2,19%)

5. Kenya (2,13%)

6. Uganda (2,04%)

7. Uni Emirat Arab (1,92%)

8. Qatar (1,92%)

9. India (1,92%)

10. Malawi (1,80%) 1

11. Turki (1,77%)

12 Vietnam (1,72%)

13. Bangladesh (1,70%)

14. Tanzania (1,69%)

15. Sierra Leone (1,67%)

15. Pantai Gading (1,67%)

17. Sri Lanka (1,64%)

18. Pakistan (1,64%)

19. Zambia (1,62%)

20. Rwanda (1,56%)

21. Indonesia (1,55%)

22. Etiopia (1,51%)

23. Botswana (1,48%)

24. Filipina (1,46%)

25. Aljazair (1,43%)

Berita Terkait