Jumat, 8 Agustus 2025

APBN Kembali Defisit pada Mei 2025

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

 

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mengalami defisit sebesar Rp 21 triliun pada akhir Mei 2025 atau mencakup 3,4% dari target defisit APBN 2025 yang sebesar Rp 616,2 triliun. APBN kembali ke jalur defisit setelah tercatat suprlus pada bulan lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit APBN terjadi karena pemerintah harus menjalankan langkah countercyclical untuk meredam dampak pelemahan perekonomian global terhadap kinerja perekonomian domestik. Dengan harapan APBN akan menyokong perekonomian nasional.

“APBN mengalami defisit Rp 21 triliun pada akhir Mei 2025. Kalau dilihat berdasarkan Undang Undang 62 Tahun 2024, target defisit adalah Rp 616,2 triliun. Jadi Rp 21 triliun masih sangat kecil tetapi kita terus akan memantau perkembangan pelaksanaan APBN,” terang Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) di Aula Mezzanine, Kantor Kementerian Keuangan pada Selasa (17/6/2025).

Secara rinci, Sri Mulyani melaporkan bahwa realisasi pendapatan negara mencapai Rp 995,3 triliun atau 33,1% dari target APBN. Angka ini terbagi dalam pendapatan perpajakan sebesar Rp 806,2 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 188,7 triliun.

Sementara penerimaan perpajakan sebesar Rp 806,2 triliun, terbagi dalam penerimaan pajak sebesar Rp 683,3 triliun serta kepabeanan dan cukai sebesar Rp 122,9 triliun.

“Pendapatan negara terkumpul dari Rp 810,5 triliun pada April 2025 menjadi Rp 995,3 triliun pada Mei 2025. Pada bulan Mei 2025 saja realisasi penerimaan negara mencapai Rp 184.5 triliun. Kami berharap (ada) akselerasi perkembangan pendapatan negara,” tutur Sri Mulyani.

Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.016,3 triliun pada akhir Mei 2025. Angka ini terbagi dalam belanja pemerintah pusat sebesar Rp 694,2 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 322 triliun. Belanja pemerintah pusat terbagi dalam belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 325,7 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp 368,5 triliun.

“Belanja negara yang mencapai Rp 1.016,3 triliun belanja negara baru terealisasi 28% dari target belanja negara yang sebesar Rp 3.621,3 triliun,” tutur dia.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan keseimbangan primer mencapai Rp 192,1 triliun pada akhir Mei 2025. Lalu realisasi pembiayaan anggaran sebesar Rp 324,8 triliun pada akhir Mei 2025, meningkat dibandingkan April yang mencapai Rp 279,2 triliun.

Berita Terkait