
Menteri Kesehatan RI (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, kembali menjadi sorotan publik lantaran melontarkan statement blunder dan sejumlah pernyataan serta kebijakan kontroversial. Sehingga menimbulkan keresahan, khususnya di kalangan tenaga medis dan akademisi.
Meski memiliki latar belakang di bidang fisika dan perbankan, Budi Gunadi Sadikin kerap dipercaya menangani sektor kesehatan sejak masa pandemi Covid-19.
Namun, gaya komunikasinya yang dianggap kurang sensitif serta kebijakan yang tidak melibatkan cukup banyak pemangku kepentingan memicu reaksi keras.
Mengutip berbagai sumber, berikut ini deretan statement blunder dan kebijakan kontroversial Menkes Budi Gunadi Sadikin yang tuai kritik publik dan bikin gaduh.
1. Orang dengan Gaji Rp15 Juta Keatas Lebih Sehat dan Pintar Dibanding Orang dengan Gaji Rp5 Juta
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyinggung soal gaji rendah dianggap terkait kesehatan dan kecerdasan. Dalam sebuah forum publik pada 17 Mei 2025, Budi menyampaikan bahwa orang yang memiliki penghasilan Rp15 juta ke atas cenderung lebih sehat dan pintar daripada mereka yang hanya berpenghasilan Rp5 juta.
Komentar ini menuai reaksi keras dari publik, yang menilai pernyataan tersebut merendahkan dan mengabaikan faktor struktural seperti akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
2. Ukuran Celana Jeans sebagai Indikator Obesitas
Budi Gunadi Sadikin juga pernah menyampaikan bahwa laki-laki dengan ukuran celana jeans 33–34 umumnya masuk kategori obesitas dan berisiko meninggal lebih cepat.
Meski dimaksudkan sebagai imbauan untuk menjaga berat badan, pernyataan ini dianggap tidak berdasar secara ilmiah dan memperlihatkan pendekatan komunikasi yang tidak tepat.
3. Dokter Umum Diizinkan Melakukan Operasi Caesar
Kemenkes membuka kemungkinan bagi dokter umum untuk melakukan tindakan operasi caesar, sebuah kebijakan yang langsung ditentang organisasi profesi seperti IDI dan POGI.
Mereka menilai kebijakan ini membahayakan keselamatan pasien, karena prosedur tersebut seharusnya dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang memiliki kompetensi khusus.
4. Kebijakan Mengundang Dokter Asing
Dalam upaya menangani kasus kelainan jantung bawaan, Budi memberikan izin praktik kepada dokter asing di Indonesia.
Kebijakan ini memicu polemik karena dianggap mencederai profesi dokter dalam negeri dan menyebabkan pemecatan dekan FK Unair yang menentangnya secara terbuka.
5. Pengambilalihan Wewenang Kolegium oleh Kemenkes
Budi juga menginisiasi kebijakan pengambilalihan fungsi kolegium, lembaga yang berwenang mengatur pendidikan dokter spesialis, oleh Kementerian Kesehatan.
Kebijakan ini dipandang sebagai bentuk sentralisasi berlebihan dan mengurangi otonomi profesi medis dalam menjaga kualitas tenaga spesialis.
6. Kritik dari Akademisi dan Profesional Kesehatan
Sejumlah akademisi, termasuk guru besar dari Universitas Indonesia, menilai bahwa komunikasi publik Menkes Budi kerap menimbulkan kegaduhan dan rasa tidak nyaman.
Mereka mendesak agar Menkes lebih melibatkan tenaga ahli serta organisasi profesi dalam pengambilan kebijakan strategis.
Berbagai pernyataan dan kebijakan Budi Gunadi Sadikin memperlihatkan pentingnya kehati-hatian dalam mengelola isu-isu kesehatan masyarakat yang sangat sensitif.
Kritik yang muncul menandakan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pendekatan yang selama ini ditempuh, demi memastikan bahwa kebijakan kesehatan benar-benar berpihak kepada rakyat dan tidak menimbulkan dampak sosial yang negatif.