
Mantan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dimakamkan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Almarhum diantar puluhan orang dari rumah duka ke tempat peristirahatan terakhirnya. Tampak tangisan istri almarhum, Wardatul Asriah pecah ketika melihat jenazah diturunkan ke liang lahat. Dia hanya bisa meratapi makam suaminya sambil sesekali mengusap air matanya.
Putri bungsu almarhum, Nadia Jesica, juga tak kuasa menahan air mata karena menyadari siang ini adalah kali terakhir dia melihat jasad sang ayah. Setelah prosesi pemakaman selesai, keluarga almarhum menaburkan bunga dan air mawar di atas pusara. Mereka juga terlihat memanjatkan doa untuk mengiringi kepergian almarhum.
Wakil Presiden (wapres) ke-13 RI, Ma’ruf Amin yang bertakziah ke rumah duka menyampaikan almarhum sudah ia kenal sejak hidup bertetangga di Tanjung Priok.
“Ayahnya sudah lebih tua dari saya. Saya masih muda, pak Surya itu masih kecil di tanjung Priok,” kata Maruf di rumah duka Jakarta Timur, Kamis (31/7/2025).
Kiai Ma’ruf mengenal betul sosok almarhum yang sudah aktif di organisasi sejak muda. Selama hidup almarhum tentunya memiliki kontribusi banyak terhadap bangsa dan negara.
“Jadi tau saya kecilnya dan terus dia di PB PMII, NU di partai, jadi menteri dua kali, jadi menteri koperasi, jadi menteri agama. Banyak hal lah kontribusinya terhadap masyarakat, terhadap bangsa dan negara,” katanya. Dengan segala dedikasi almarhum, wapres menyebut Suryadharma merupakan sosok yang pantas diteladani. Kiai Ma’ruf mendoakan Suryadharma ditempatkan di sisi terbaik sang pencipta.
“Kalau saya, dia orang yang pantas untuk dihormati dan bisa diteladani, tentu saja manusia bisa ada kurangnya, siapapun ada. Saya kira tidak ada yang sempurna, tapi kebaikannya lebih banyak yang patut menjadi contoh, oleh karena itu, saya mendoakan beliau supaya diterima,” tuturnya.