Sabtu, 9 Agustus 2025

Mengenal Sejarah dan Tokoh-Tokoh Buruh

Ilustrasi aksi buruh memperingati Hari Buruh

 

Peringatan May Day atau Hari Buruh yang jatuh setiap 1 Mei mempunyai sejarah yang suram. Kisah tentang mendapatkan hak bekerja yang adil.

May Day yang jatuh setiap 1 Mei adalah perayaan tahunan untuk menyambut datangnya musim semi di belahan bumi utara. Namun, pada abad ke-19, May Day mempunyai arti baru. Yaitu peringatan Hari Buruh untuk memperjuangkan hak para pekerja di seluruh dunia.

Kaitan tentang May Day dan hak buruh lahir di Amerika Serikat. Gerakan untuk mengurangi jam kerja perhari dari 10 hingga 8 jam adalah tujuan utama dari Serikat Buruh Nasional (NLU) di Amerika Serikat yang merupakan bibit dari Pekerja Federasi Amerika (AFL).

Pengurangan jam ini dituntut karena kondisi kerja yang buruk pada masa Revolusi Industri telah menyebabkan ribuan pria, wanita, dan anak-anak meninggal.

Pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja (40.000 dari Chicago) dari 13.000 bisnis memutuskan untuk melakukan pemogokan umum. Jumlah pemogok kerja pada hari-hari berikutnya bertambah mencapai 100 ribu pekerja.

Unjuk rasa yang berlangsung damai itu berubah ricuh saat terjadi insiden di Gedung Reaper McCormick pada 3 Mei 1886. Hari itu aktivis buruh bersama ribuan masa mengadakan rapat dengan rentetan literature bahasa Inggris, Jerman, dan lainnya. Literatur tersebut akhirnya mendorong konfrontasi kepada polisi dan pemerintah atas buruknya kondisi kerja. Akibatnya bentrok antar pekerja Chicago dan satuan polisi tak terhindarkan.

Pada 4 Mei 1886 diadakan pertemuan umum untuk memprotes bentrok yang terjadi di hari sebelumnya. Saat itu, August Spies kemudian Albert Parsons menjadi pembicara. Tapi, tiba-tiba suasana yang sedang tenang mendadak panik, karena kerumunan pekerja dibubarkan paksa oleh polisi. Saat satuan polisi maju, seseorang tiba-tiba melemparkan bom ke dalam barisan mereka. Kekacauan tidak terhindarkan, akibatnya sekitar tujuh polisi dan delapan warga sipil meninggal hari itu.

Kerusuhan Haymarket tersebut memunculkan gelombang penindasan pada skala nasional di Amerika Serikat. Pada Agustus 1886, delapan orang yang dicap anarkis dihukum 15 tahun penjara dalam sidang kontroversial meskipun tidak ada bukti yang mengaitkan terdakwa dengan pemboman tersebut. Akhirnya empat diantaranya dihukum gantung, satu bunuh diri dan tiga lainnya diampuni enam tahun kemudian.

Pada 1890, koalisi partai sosialis dan buruh di Eropa menyatakan demonstrasi untuk menghormati “Haymarket Martir”. Hari itu sebanyak 300.000 orang melakukan unjuk rasa pada Hari Buruh di London.

Peringatan 1 Mei akhirnya dianut oleh banyak pemerintahan di seluruh dunia. Kini May Day adalah hari libur nasional di lebih dari 66 negara. Perayaan tahunan ini mengingat perseteruan antara pemilik modal dan buruh. Serta perjuangan untuk memastikan praktik kerja yang adil bagi semua pekerja

Sejarah Hari Buruh di Indonesia

Hari Buruh juga memiliki sejarah panjang di Indonesia yang berlangsung sejak masa Kolonial Belanda hingga Reformasi. Pada masa Kolonial Belanda, sejarah Hari Buruh dimulai pada 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee.

Banyak tuntutan diajukan oleh para buruh di Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bekerja, mulai dari jam kerja yang wajar, upah layak, dan lainnya. Mereka juga melakukan berbagai aksi dan perlawanan seperti mogok kerja.

Peringatan Hari Buruh sempat ditiadakan pada masa Orde Baru karena dianggap identik dengan paham komunis. Istilah buruh kemudian diganti menjadi karyawan yang berasal dari kata ‘karya’ (kerja) dan ‘wan’ (orang).

Pada masa Reformasi, peringatan Hari Buruh kembali diperbolehkan. Presiden BJ Habibie melakukan ratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang Kebebasan Berserikat Buruh. Pada 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Hari Buruh sebagai libur nasional. Momen ini terus diperingati hingga saat ini untuk memperjuangkan hak-hak buruh.

 

Profil 4 Tokoh Buruh Nasional

Partai Buruh menganugerahkan gelar Pahlawan Buruh Nasional kepada empat tokoh penting pada peringatan Hari Buruh 2022 silam.

1.Marsinah

Marsinah merupakan tokoh yang memimpin unjuk rasa buruh di PT Catur Putra Surya (PT CPS), Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 3 dan 4 Mei 1993. Unjuk rasa ini dipicu oleh pelanggaran sejumlah hak buruh oleh pihak manajemen perusahaan.

Marsinah dinyatakan menghilang setelah surat protes pada 5 Mei dilayangkan. Setelah 3 hari kemudian, jasadnya ditemukan di pinggiran hutan jati wilangan, Desa Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk.

Ketidakadilan dalam pengadilan kematian Marsinah membuat sejumlah aktivis, mahasiswa, buruh, dan Lembaga Swadaya Masyarakat terus menyuarakan tuntutan agar kasus pembunuhan tersebut diselidiki dengan terang. Atas jasanya, Marsinah dikenang sebagai pahlawan buruh nasional dan dianugerahi Penghargaan Yap Thiam Hien.

2.Muchtar Pakpahan

Muchtar Pakpahan merupakan pendiri serikat buruh independen pertama di Indonesia yakni DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia. Sejak era Orde Baru, ia mulai aktif memperjuangkan nasib kaum buruh.

Perjuangannya membela kaum buruh membuatnya meraih berbagai penghargaan hak asasi manusia internasional. Ia juga pernah menjadi anggota Governing Body ILO mewakili Asia dan Vice President World Confederation of Labor (ILO). 

Semasa hidupnya, ia sering memberikan konsultasi hukum gratis sebagai pengacara sekaligus advokat. Ia juga mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI). Muchtar meninggal di Jakarta, 21 Maret 2021.

3.Jacob Nuwa Wea

Jacob Nuwa Wea merupakan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pertama yang datang dari kalangan buruh. Ia menjabat pada 2001-2004. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) sejak 2000.

Salah satu terobosan Jacob yaitu Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Ia juga aktif di Kesatuan Buruh Marhaenis dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai Wakil Ketua DPD PDIP DKI dan Ketua DPP PDIP. Jacob wafat pada 9 April 2016.

4.Thamrin Mosii

Thamrin Mosii merupakan tokoh yang turut memprakarsai Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Bergabung di organisasi yang sama dengan Jacob, Thamrin juga pernah menjabat sebagai Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Menurut IndustriALL Global Union, Thamrin berkontribusi besar pada pergerakan serikat buruh di Indonesia. Ia mendirikan serikat pekerja lokal sekaligus menjadi ketua serikat pabrik Panasonic pada 1987. Thamrin Mosii wafat pada 19 Agustus 2012.

Demikian sejarah Hari Buruh beserta profil tokoh-tokoh buruh nasional. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kalian.

Berita Terkait