
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, memberi pesan kepada para santri se-Indonesia. Terutama, untuk terus mendorong kemandirian dan pemberdayaan melalui berbagai sektor. Terutama, menggali potensi diri.
“Para santri harus terus menggali potensi, memperkuat daya saing, dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” kata dalam keterangan tertulis, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Hal ini disampaikan Cak Imin kepada ribuan mahasantri dari seluruh penjuru nusantara yang berkumpul dalam Muktamar ke-V Halaqoh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pesantren Se-Indonesia.
Muktamar diselenggarakan di Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan. Kegiatan ini membawa semangat besar melalui tema: “Revitalisasi Peran Santri dalam Pembangunan Bangsa.”
Sebanyak 315 perguruan tinggi berbasis pesantren turut ambil bagian dalam muktamar ini. Hal ini menjadi bukti bahwa pesantren kini tak lagi hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat gerakan intelektual dan pemberdayaan generasi muda Islam.
Presidium Nasional BEM Pesantren, Muhammad Naqib Abdullah, menekankan pentingnya peran mahasantri di era digital. Menurutnya, mahasantri harus aktif dalam perkembangan zaman dan melek digital.
“Menjadi mahasantri harus bisa membedakan dan memberikan tanggapan antara informasi yang faktual dan informasi yang hoaks,” ujar Naqib.
Pria yang akrab disapa Gus Naqib ini juga mengajak para santri untuk selalu aktif dalam kegiatan nasional dari BEM Pesantren. Seperti Muktamar, Mukernas dan Silatnas. Ia berharap kepada seluruh mahasantri untuk tidak absen dalam kegiatan tersebut.
“Begitu pula, apabila ada rekanan mahasantri dari perguruan tinggi lain yang belum tergabung BEM Pesantren, boleh untuk diajak dan disampaikan ke pengurus nasional untuk melakukan proses pendataan,” tutur Gus Naqib
Lebih dari sekadar forum silaturahmi, Muktamar ini disebut ajang penting bagi keberlangsungan organisasi, karena akan dilangsungkan pemilihan Presidium Nasional BEM Pesantren periode selanjutnya. Proses ini diharapkan dapat melahirkan sosok pemimpin muda yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan akar nilai-nilai pesantren.
Muktamar ke-V ini bukan hanya simbol kebangkitan mahasantri, tetapi juga panggilan bagi generasi muda Islam untuk tampil di garis depan pembangunan bangsa. Mahasantri kini tak hanya bicara tentang kitab dan kajian, tetapi juga tentang masa depan Indonesia yang adil, cerdas, dan beradab.