
Chief Executive Officer (CEO) Danantara,Rosan Roeslani, merespons pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Woosh. Purbaya menolak pelunasan utang menggunakan APBN.
Rosan menegaskan, pihaknya saat ini masih mengkaji secara menyeluruh mengenai skema pelunasan utang dan tiadak menyerahkannya sepenuhnya kepada Kementerian Keuangan.
“Kalau masalah Woosh ya, saya juga ada sampaikan ke semua menteri, kemarin juga ke Pak Purbaya, bahwa kita kan sedang mengevaluasi, kita sedang mengevaluasi penyelesaian Woosh ini secara keseluruhan, secara komprehensi,” kata Rosan di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/01/2025).
Rosan menyebut, dalam evaluasi akan ada beberapa opsi penyelesaian yang nantinya akan diserahkan kepada kementerian terkait untuk diputuskan bersama
“Karena ini kan melibatkan banyak kementerian, banyak ada kementerian perhubungan juga, ada Pak Menko (Airlagga), ada kementerian keuangan, dan ada kementerian lainnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dirinya tidak akan menggunakan dana APBN untuk menutup utang proyek KCJB.
Ia menilai Danantara, yang mengelola dividen sekitar Rp80 triliun per tahun dari portofolio investasinya di berbagai BUMN, memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani kewajiban tersebut tanpa membebani keuangan negara.
“Kalau di bawah Danantara, mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri, yang rata-rata setahun bisa mencapai Rp80 triliun atau lebih. Harusnya mereka bisa mengelola utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung dari situ,” kata Purbaya dalam Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).