
CEO Danantara Rosan Roeslani menyatakan bahwa sebanyak 844 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini resmi berada di bawah naungan Danantara Indonesia. Hal itu disampaikan Rosan pada Town Hall Meeting Danantara di Jakarta pada Senin, 28 April 2025.
Rosan menegaskan bahwa kehadiran Danantara terjadi pada momentum yang sangat tepat. Ia menilai meningkatnya tensi geopolitik dan geoekonomi global menyadarkan banyak negara untuk lebih mengandalkan kekuatan ekonominya sendiri, bukan bergantung pada negara lain.
Rosan mengatakan pembentukan Danantara adalah penjabaran Pasal 33 UUD 1945 yang menekankan perekonomian disusun atas asas kekeluargaan. Mekanisme pasar tetap dihormati, sambungnya, tetapi negara juga berhak mengintervensi jika mekanisme pasar melenceng.
“Oleh sebab itu kehadiran Danantara adalah sebuah bentuk konkret kehadiran pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya,” katanya.
Danantara secara resmi berdiri pada 24 Februari 2025. Badan ini dipersiapkan untuk mengelola aset hingga US$980 miliar atau setara Rp15.978 triliun.
Rosan mengatakan menyatakan pemerintah berhasil mengantongi investasi sebesar US$4 miliar atau setara Rp67 triliun dari Qatar.
Dana investasi itu didapat dari kesepakatan bersama antara Danantara dan pemerintah Qatar lewat Qatar Investment Authoriy (QIA). Kesepakatan itu telah dikonfirmasi Rosan dalam unggahan video terbaru di media sosial bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.