Jumat, 8 Agustus 2025

Performa Menurun Drastis, Taufik Hidayat Beri Ultimatum Binpres

Wakil Ketua Umum PP PBSI, Taufik Hidayat

 

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sedang menghadapi tekanan besar usai penurunan drastis performa atlet Pelatnas Cipayung sepanjang 2025. Wakil Ketua Umum IPP PBSI, Taufik Hidayat, menyampaikan ultimatum tegas kepada jajaran pelatih dan bidang pembinaan dan prestasi (Binpres) sebagai bentuk evaluasi kinerja.

Kondisi ini muncul setelah prestasi para pemain Pelatnas gagal memenuhi ekspektasi publik. Sepanjang paruh pertama tahun 2025, Indonesia hanya meraih dua gelar dari ajang BWF World Tour Super 300, tanpa satu pun kemenangan di level Super 500 ke atas seperti Super 750 dan Super 1000.

Dua gelar yang berhasil diraih datang dari pasangan ganda putri Siti Fadia Silva Ramadhanti/Lanny Tria Mayasari di Thailand Masters 2025, serta ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu di Taiwan Open 2025. Di luar itu, prestasi Merah Putih sangat minim bahkan di turnamen besar yang jadi barometer dunia.

Melihat hal tersebut, Taufik mengungkapkan bahwa ultimatum saat ini difokuskan pada pelatih seluruh sektor, bukan hanya kepada atlet. Evaluasi ini disampaikan pasca-gelaran Indonesia Open 2025, sebagai refleksi atas target yang tak kunjung tercapai sejak awal tahun.

“Evaluasi kemarin lebih ke pelatih, ke atletnya belum. Dan disitu saya ultimatum untuk pelatih juga. Karena kita udah 6 bulan, mau 7 bulan, setahun. Dan mereka juga yang ditegaskan ya itu,” ujar Taufik kepada wartawan, Rabu (2/7/2025).

Legenda bulu tangkis Indonesia itu juga mengingatkan bahwa target utama dari pembinaan adalah menjadi juara, bukan sekadar peringkat di daftar BWF. 

“Jangan hanya mengejar ranking, tapi gimanapun kita tetap yang diinginkan masyarakat itu kan juaranya. Juara (dua) itu gak ada lah kata orang, juara dua. Gak ada juara. Juara itu cuma satu,” tegasnya.

Tak hanya pelatih, Taufik juga memberi sinyal kuat kepada Binpres yang dipimpin Eng Hian. Ia menyebut ada beberapa sektor yang stagnan meski sudah diberi waktu sejak awal tahun, dan kini status mereka akan dievaluasi tanpa harus menunggu akhir tahun seperti sistem lama.

“Dan saya yang terakhir juga mengultimatum dengan cepat apa yang dijanjikan Binpres, ada beberapa nomor yang memang sudah lama di sana, memang prestasinya juga tidak ada. Karena di aturan baru kita, kita bisa tidak harus menunggu akhir tahun,” lanjutnya.

Taufik tak menyebut sektor mana yang ia maksud secara eksplisit, namun menegaskan akan ada perombakan, termasuk potensi degradasi bagi atlet yang dianggap tak berkembang. “Disitu ada 5 sektor. Nah tebak aja deh yang mana. Kita kan lihat yang mana gitu loh, yang memang udah lama enggak ada prestasi,” katanya.

Ia pun menyebut bahwa promosi-degradasi akan kembali diterapkan secara dinamis agar ekosistem kompetitif di Pelatnas tetap terjaga. 

“Mungkin kan kita juga yang di bawah kan banyak juga yang menunggu emang mau masuk di dalam pelatnas ini. Jadi ya gak nunggu sampai akhir tahun mesti ada promosi degradasi kayak dulu. Saya rasa itu bagus. Mau buat pelatih, buat pemainnya juga. Lama-lama buat apa?” pungkas Taufik.

Berita Terkait