Jumat, 8 Agustus 2025

Kaya Itu Adalah Pilihan dan Bukan Kebetulan

Ilustrasi orang sukses dalam meraih kekayaan

 

Kebanyakan dari kita tumbuh dengan pemahaman bahwa kekayaan adalah sesuatu yang datang karena nasib baik.

Orang kaya dianggap “beruntung” lahir di keluarga mapan, dapat warisan, atau menang undian.

Namun, Ramit Sethi, seorang pakar keuangan pribadi, membalik perspektif itu: “Kaya itu pilihan, bukan keberuntungan.”Pernyataan ini bukan sekadar motivasi. Ia adalah ajakan untuk memandang uang dengan cara yang lebih bertanggung jawab.

Ia mengingatkan bahwa kondisi keuangan kita sebagian besar-bukan soal takdir, tapi hasil dari pilihan-pilihan kecil yang kita ambil setiap hari.

Kaya Bukan Hanya Soal Jumlah, Tapi Cara Pandang

Sebelum bicara soal tabungan, investasi, atau penghasilan pasif, kita harus mulai dari cara berpikir. Menjadi kaya dimulai dari mindset.

Apakah kita melihat uang sebagai alat untuk tumbuh dan memberi manfaat? Atau justru melihatnya sebagai beban, musuh, atau sesuatu yang sulit dicapai?

Banyak orang terjebak dalam pola pikir kekurangan. Setiap uang datang, langsung habis. Bukan karena tidak cukup, tapi karena tidak tahu ke mana harus diarahkan. Sebaliknya, orang yang memiliki mindset kekayaan, sekalipun penghasilannya tidak besar, akan berusaha bijak dalam mengelola, menyisihkan, dan menumbuhkan.

Pilihan-Pilihan Kecil yang Membawa pada Kekayaan

Menjadi kaya adalah soal kebiasaan. Dan kebiasaan dibentuk oleh pilihan. Berikut beberapa pilihan sederhana yang bisa menentukan arah finansial seseorang:

  1. Memilih untuk Mencatat Pengeluaran
    Banyak orang tidak tahu ke mana uangnya pergi setiap bulan. Mencatat pengeluaran adalah langkah awal untuk sadar dan mengendalikan.

  2. Memilih Menunda Keinginan, Mengutamakan Kebutuhan
    Kaya itu bukan soal belanja semaunya, tapi tahu kapan harus bilang “tidak” pada keinginan impulsif.

  3. Memilih untuk Menabung dan Berinvestasi Secara Rutin
    Meskipun kecil, disiplin menabung atau berinvestasi adalah pondasi kekayaan jangka panjang.

  4. Memilih Hidup di Bawah Kemampuan, Bukan Sesuai Gaya Hidup Orang Lain.                         Banyak orang terlihat kaya, padahal penuh cicilan. Pilihan untuk hidup sederhana meski mampu membeli lebih adalah ciri orang yang sadar arah.

 

Kaya Itu Bisa Direncanakan

Pernahkah kita benar-benar membuat rencana untuk menjadi kaya—bukan sekadar bermimpi? Misalnya, dengan menentukan:

  1. Dalam 5 tahun, saya ingin punya dana darurat 12x pengeluaran bulanan.
  2. Dalam 10 tahun, saya ingin punya aset produktif yang bisa memberi penghasilan pasif.
  3. Dalam setahun, saya ingin bebas utang konsumtif.

Semua itu bukan mimpi jika dijalani dengan perencanaan dan konsistensi. Kaya bukan tentang “tunggu gaji naik” atau “nanti kalau ada uang lebih”. Kaya dimulai dari keputusan untuk mengelola apa yang ada sekarang dengan bijak.

Bukan Anti-Kemiskinan, Tapi Pro-Kesadaran

Pernyataan “kaya itu pilihan” bukan untuk menyalahkan orang yang masih berjuang. Bukan juga mengabaikan ketimpangan sosial yang nyata. Tapi ini adalah ajakan untuk memberdayakan diri.

Dalam hidup, memang ada hal-hal di luar kendali kita. Tapi ada juga banyak hal yang bisa kita pilih: bagaimana kita menyikapi uang, menggunakannya, dan menyiapkan masa depan. Memilih untuk sadar finansial bukan hanya tentang memperkaya diri, tapi juga untuk memberi lebih banyak, hidup lebih tenang, dan tidak menjadi beban bagi orang lain.

Kaya Versi Kita Sendiri

Kaya bukan selalu tentang mobil mewah atau rumah besar. Kaya bisa berarti:

  • Tidak cemas saat tagihan datang.

  • Bisa berbagi tanpa takut kekurangan.

  • Bisa liburan bersama keluarga tanpa utang.

  • Bisa pensiun dengan damai, bukan panik.

Dan yang paling penting: kaya adalah saat kita bisa menjalani hidup sesuai nilai yang kita yakini, tanpa tekanan finansial yang membelenggu.

Kaya Itu Pilihan yang Dimulai dari Diri Sendiri

Ramit Sethi mengingatkan kita bahwa menjadi kaya bukan hal magis, tapi proses. Kita tidak harus sempurna, tapi kita harus sadar dan mau melangkah.

Setiap kali kita memilih untuk menabung, bukan boros; belajar, bukan diam; memberi, bukan hanya menumpuk—kita sedang memilih untuk kaya.

Jadi mulai sekarang, berhenti menyalahkan nasib atau iri pada orang lain. Ambil kendali. Karena kekayaan sejati bukan soal angka, tapi soal arah dan pilihan yang terus kita perbaiki hari demi hari.

Berita Terkait