Minggu, 12 Oktober 2025

Kriteria Orang Yang Cerdas Menurut Psikolog

Ilustrasi orang cerdas

 

Ada berapa banyak hal yang kamu keluhkan setiap harinya? Kamu mungkin mengeluh tentang perubahan cuaca, banyaknya tugas rumah atau pekerjaan, dan hal-hal lainnya. Namun ternyata, ada beberapa hal yang tidak pernah dikeluhkan oleh orang yang benar-benar cerdas menurut ilmu Psikologi.

Selain kesuksesan akademis dan profesional, bagian penting lainnya dari kecerdasan berasal dari sikap dan cara pandang seseorang terhadap dunia. Oleh karena itu, ada hal-hal tertentu yang tidak pernah dikeluhkan oleh orang-orang cerdas.

Pandangan mereka terhadap dunia dan tempat mereka di dalamnya berasal dari rasa welas asih dan pengertian, bukan pola pikir persaingan atau kekurangan, yang memungkinkan mereka menumbuhkan pandangan optimis.

Melansir dari Your Tango, ini lima hal yang tidak pernah dikeluhkan oleh orang cerdas menurut ilmu Psikologi.

1. Pencapaian Orang Lain

Merasa iri atau mengeluh saat melihat pencapaian orang lain tanpa sadar mungkin pernah kamu lakukan. Namun, tahukah kamu? Pencapaian orang lain bukan termasuk hal-hal yang dikeluhkan oleh orang cerdas, Beauties.

Mereka memisahkan harga diri mereka dari kesuksesan orang lain, karena mereka tahu bahwa terlalu terjebak dalam perbandingan hanya akan membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri.

Orang-orang menyadari bahwa pencapaian orang lain tidak serta merta berarti mereka kalah. Ketika orang menilai diri mereka sendiri berdasarkan apa yang dimiliki orang lain, mereka terjebak dalam pola pikir kekurangan.

Mereka berfokus pada apa yang kurang, alih-alih apa yang mereka miliki, yang menjauhkan mereka dari rasa syukur dan justru mengarah pada rasa iri.

2. Kekurangan Diri Sendiri

Beauties, orang yang benar-benar cerdas tidak pernah mengeluh tentang kekurangan diri sendiri. Mereka telah belajar untuk melepaskan ekspektasi mengenai kesempurnaan, karena itu adalah standar yang tidak terjangkau, yang hanya menyebabkan tekanan dan merusak harga diri mereka.

Orang yang benar-benar cerdas menerima diri mereka sepenuhnya, yang berarti menerima bahwa mereka memiliki kekurangan. Kesempurnaan bukanlah tujuan yang realistis, itulah sebabnya orang yang benar-benar cerdas berusaha menjadi versi diri mereka yang paling welas asih.

3. Tugas atau Pekerjaan Rumah Tangga

Beauties, siapa di antara kamu yang masih sering mengeluh saat harus mengerjakan tugas rumah tangga seperti mencuci piring atau menyetrika pakaian? Ternyata, pekerjaan rumah tangga tidak pernah dikeluhkan oleh para orang cerdas.

Mereka tentu memiliki berbagai hal lain yang disukai daripada mengerjakan tugas rumah tangga. Namun, mereka melihat ‘value’ dalam rutinitas yang diperoleh dari mengerjakan tugas-tugas ini.

Selain itu, orang-orang cerdas mengerti bahwa pekerjaan rumah tangga adalah bagian dari kehidupan. Sehingga mereka tidak membiarkan diri mereka terjebak dalam hal-hal negatif dan mengeluhkannya.

Di sisi lain, orang-orang cerdas juga tahu bahwa memiliki rumah yang bersih dan tertata akan membantu mereka menjadi se-produktif mungkin.

4. Terjebak di Kemacetan

Terjebak macet di jalan memang melelahkan sekaligus menyebalkan. Namun ternyata, orang yang benar-benar cerdas tidak mengeluh meskipun terjebak macet, lho.

Hal tersebut karena mereka memahami bahwa kemacetan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan modern. Jadi, alih-alih mencurahkan energi atau emosi akibat kemacetan, orang-orang cerdas akan mencurahkan energi mental mereka yang berharga untuk hal lainnya.

Misalnya, mendengarkan podcast untuk mempelajari hal baru, atau mendengarkan musik yang bisa membuat mereka merasa senang sembari menunggu jalanan yang dilanda kemacetan.

5. Tantangan yang Tidak Terduga

Orang yang benar-benar cerdas tidak pernah mengeluh tentang tantangan tidak terduga yang bisa menghampiri mereka kapan saja.

Mereka justru mengerti bahwa perjalanan hidup tidak mulus serta menyadari bahwa menghadapi tantangan dapat membantu mereka tumbuh menjadi diri mereka yang autentik.

Menurut seorang Psikolog yakni Dr. Cortney Warren, autentik digambarkan sebagai ‘menjadi diri sendiri’ dan ‘bertindak dengan cara yang mencerminkan jati diri seseorang’.

Berita Terkait