Jumat, 18 Oktober 2024

Gabungan Majelis Taklim Se-Sunter Agung, Jakarta Utara Dukung Cak Imin untuk Maju di Pilpres 2024

Pendidikan karakter bagi masyarakat Jakarta menjadi hal yang sangat penting. Apalagi di tengah arus deras informasi yang terus datang melalui berbagai saluran sosial media. Tak sedikit informasi yang tersebar di sosial media mengandung ujaran kebencian. Berita hoax, dan hasutan.

Menurut Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin derasnya arus informasi yang membanjiri seluruh lini kehidupan, bahkan sampai ke ruang-ruang pribadi, menjadi tantangan tersendiri bagi dunia Pendidikan.

“Di sinilah peran para ustadzah dan majelis taklim. Majelis taklim tidak bisa tidak, juga harus ikut bersaing dengan membanjiri media sosial dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, berguna, dan mengandung nilai-nilai dan pesan moralitas agama sebagai penyaring mana yang baik dan buruk,”ujar Gus Muhaimin suatu Ketika.
Pandangan Gus Muhaimin ini dinilai cocok dan selaras dengan perjuangan dan kepedulian Gabungan Majelis Taklim Se-Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

“Itu mengapa kami, para ustadzah dan ibu-ibu gabungan majelis taklim Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara mendukung Gus Muhaimin maju sebagai Presiden 2024,”ujar Ustadzah Hj. Dewi mewakili Komunitas, usai deklarasi dukung Gus Muhaimin Presiden 2024, di Sunter Agung, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).
Menurut Hj, Dewi dunia Pendidikan saat ini memang menghadapai tantangan berat. Pendidikan agama dan akhlak, terutama karakter yang selaras dengan nilai-nilai Islam harus terus ditanamkan.

Misalnya, bagaimana menanamkan pemahaman kepada anak-anak tentang bahaya pergaulan bebas, yang harus terus diupayakan agar anak-anak memiliki kesadaran dan bisa membentengi diri dari pengaruh negatif sosial media.

Di sini lain, nilai-nilai kepedulian terhadap sesama dan lingkungan juga mulai tergerus dengan budaya dan gaya hidup males gerak – mager – padahal gaya hidup ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

“Ini yang juga menjadi tantangan bagi dunia Pendidikan kita. Sebagai orangtua dan pendidik, kami ikut perihatin dengan minimnya efektivitas pendidikan karakter anak-anak di sekolah,”ujar Hj, Dewi.

Karena itu, pihaknya mendorong dan mendukung gagasan “Panglima Santri” Gus Muhaimin Iskandar yang memiliki pemikiran selaras dengan pegiat majelis taklim di Indonesia, terutama di Jakarta.

Sebab bagi Gus Muhaimin, pendidikan karakter, pembentukan dan pembinaan akhlak generasi muda, juga menjadi tanggung jawab tokoh masyarakat dan guru-guru agama, bukan hanya di sekolah, tetapi juga di lingkungan masyarakat dan keluarga.

Berita Terkait