
Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto merespons soal stok beras Indonesia yang telah menembus 4 juta ton. Menurut dia, surplus ini menunjukkan kebijakan pertanian pemerintah memperlihatkan hasil positif.
“Surplus beras ini adalah bukti nyata bahwa kebijakan pertanian kita sudah mulai menunjukkan hasil positif. Ini juga menjadi langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” kata Titiek, Selasa (3/6/2025)
Selain itu, Titiek menyebut surplus 4 juta ton ini juga membuka peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor beras ke negara-negara lain yang membutuhkan.
“Dengan surplus ini, kita tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi bisa memanfaatkan peluang ekspor untuk meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian nasional,” ujarnya.
Maka dari itu, Titiek menekankan Komisi IV DPR akan terus memantau dan mendukung program-program pertanian untuk memastikan produksi beras nasional tetap stabil dan meningkat.
Titiek juga berharap, dengan adanya surplus beras ini Indonesia bisa semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan global.
“Selamat kepada pemerintah atas capaian surplus beras 4 juta ton! Ini merupakan bukti nyata keberhasilan kebijakan pertanian dan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi beras nasional. Semoga surplus ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggelar syukuran sederhana di kediaman pribadinya di Pengadegan, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Acara itu digelar sebagai bentuk rasa syukur atas capaian beras pemerintah (CBP) yang menembus angka 4 juta ton, angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
“Ini bukan kerja satu orang, tapi kerja kita semua sebagai anak bangsa,” ujar Amran usai acara.
Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 100 anak yatim dan para hafiz Alquran, serta sejumlah pimpinan BUMN di sektor pangan. Tampak hadir di antaranya Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya dan Direktur Utama Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Rahmad Pribadi.