
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (13/6/2025), saat Iran melancarkan serangan balasan atas serangan besar-besaran Israel terhadap program rudal balistik dan nuklirnya. Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi panggilan telepon tersebut, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Layanan darurat Magen David Adom mengonfirmasi, tujuh orang terluka dalam serangan balik Iran, yang terjadi beberapa jam setelah Israel menargetkan beberapa lokasi di Iran pada Jumat dini hari. Pasukan Israel menyerang Iran pada Jumat pagi, menghantam fasilitas nuklir dan rudal serta menewaskan komandan militer dan ilmuwan tinggi mereka.
Iran kemudian bersumpah untuk memberikan tanggapan yang keras, dan beberapa lokasi di Israel tampaknya menjadi sasaran serangan rudal balistik besar-besaran pada Jumat malam saat sistem pertahanan udara diaktifkan di seluruh negeri.
Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa setidaknya 40 warga Israel terluka. Sementara itu, serangan Israel terhadap Iran menewaskan 104 orang dan melukai 376 lainnya, sebagaimana dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mendapatkan bantuan dari sistem pertahanan udara Amerika Serikat (AS) dan kapal perusak Angkatan Laut untuk menembak jatuh rudal Iran yang diluncurkan sebagai balasan atas serangan Israel, demikian laporan The Washington Post, mengutip pejabat AS. Seorang pejabat AS juga mengatakan kepada RIA Novosti pada Jumat (13/6/2025), AS membantu Israel dalam menembak jatuh rudal Iran.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada The Washington Post bahwa AS memiliki sistem pertahanan rudal Patriot berbasis darat dan sistem Terminal High Altitude Air Defense (THAAD) di Timur Tengah. Sistem pertahanan udara Amerika, serta kapal perusak Angkatan Laut AS di Laut Mediterania timur juga digunakan untuk menembak jatuh rudal Iran yang menuju Israel, kata para pejabat tersebut.