Sabtu, 9 Agustus 2025

Garuda Indonesia Dapat Suntikan Dana Hingga Rp16,5 Triliun

COO Danantara, Dony Oskaria (tengah) dalam konferensi pers di Jakarta.

 

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara berencana menyuntikkan modal ke PT  Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) hingga 1 miliar dolar AS atau setara Rp16,5 triliun. Suntikan modal tersebut akan digulirkan secara bertahap.

COO Danantara, Dony Oskaria mengatakan, pada tahap awal, Danantara memberikan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun

Dony menambahkan, penambahan ekuitas pada tahap berikutnya akan mempertimbangkan terlebih dahulu kinerja Garuda pascapemberian shareholder loan sebesar 405 juta dolar AS. Jika menunjukkan perbaikan kinerja, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya hingga total 1 miliar dolar AS.

“Nanti akan ada lagi yang akan kita inject. Mungkin kalau kita lihat ekuitas bagus, pasti akan kita lakukan. Tapi kalau kita lihat misalnya ternyata ini tidak bagus, ya akan kita tutup. Tentu ini baru tahap 1, kemudian akan masuk lagi tahap kedua, dan selanjutnya,” ucap Dony dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Lebih jauh, Dony menjelaskan bahwa bentuk permodalan yang akan diberikan bersifat tunai maupun non-tunai. Hal ini akan disesuaikan dengan kebutuhan perseroan untuk mencapai net income yang positif.

“Hari ini merupakan kick-off, awal, di mana kita melakukan shareholder loan kepada Garuda Indonesia,” tuturnya.

Dony menjelaskan, suntikan modal ini akan digunakan untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan awal ke Garuda Indonesia dengan total 1 miliar dolar AS.

Adapun kolaborasi fase awal ini difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink Indonesia sebagai low cost carrier (LCC).

“Suply chain ini masih menjadi permasalahan makro ya di dunia, dan masih menjadi tangangan bagi industri penerbangan. Dengan adanya proses pemesanan lebih awal, jadi dengan adanya pendanaan ini, kita memiliki keleluasan untuk bisa melakukan pemesanan slot dan spare part lebih awal,” tuturnya.

Selanjutnya, dukungan pembiayaan tersebut akan diikuti oleh berbagai langkah yang berfokus pada optimalisasi kinerja operasional dan keuangan guna mendukung transformasi bisnis jangka panjang menjadi maskapai penerbangan yang berkelanjutan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani mengatakan, dengan aksi korporasi Danantara ini, diproyeksikan pada tahun 2026 perseroan sudah akan membukukan net income yang positif.

“Kami proyeksikan di tahun 2026 menjadi titik balik bagi Garuda Indonesia, dan kami optimistis kami akan membukukan net income yang positif,” ujar Wamildan.

Berita Terkait