Minggu, 12 Oktober 2025

Erdogan Beberkan Strategi Untuk Kalahkan Israel

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

 

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan memaparkan strategi yang menurutnya bisa membuat Israel terpojok, bahkan dikalahkan, jika negara-negara Arab dan Islam bersatu. Hal itu dia sampaikan dalam KTT Islam-Arab di Doha, Qatar, Senin (15/9/2025).

Para pemimpin negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab mengikuti sidang darurat di Doha merespons serangan Israel terhadap Qatar pada 9 September lalu.

Dalam pidatonya, Erdogan menekankan kekuatan utama untuk menghadapi Israel bukan hanya militer, melainkan kombinasi antara kerja sama pertahanan, tekanan ekonomi, dan kemandirian strategis di kalangan negara Muslim.

Menurut Erdogan, hanya dengan persatuan nyata, Israel akan terhenti dari kebijakan penjajahan dan destabilisasi di Timur Tengah.

“Kita tahu bahwa beberapa aktor yang berani tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Mereka justru akan mempercepat kebijakan penjajahan. Karena itu persatuan Arab dan Islam sangat penting,” ujarnya.

Kemandirian dan Industri Pertahanan

Erdogan menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan negara Muslim pada Israel maupun Barat. Dia mendorong pembangunan industri pertahanan dan sektor strategis lain yang bisa menjamin pencegahan jangka panjang.

“Yang terpenting adalah mencapai kemandirian. Industri pertahanan adalah kunci agar kita tidak bisa ditekan,” ujarnya.

Turki, lanjut Erdogan, siap berbagi pengalaman dan teknologi di bidang pertahanan. Ia menilai kerja sama militer di antara negara Muslim harus segera diwujudkan untuk menciptakan kekuatan kolektif.

Tekanan Ekonomi

Selain pertahanan, Erdogan mengungkap cara lain untuk membuat Israel takluk, yakni boikot dan tekanan ekonomi.

“Saya yakin bahwa tekanan ekonomi juga harus diberikan kepada Israel. Pengalaman sebelumnya menunjukkan efektivitas langkah tersebut,” kata Erdogan.

Dia mencontohkan langkah Turki yang sudah menghentikan seluruh kerja sama perdagangan dengan Israel sejak 1,5 tahun terakhir. Meski kehilangan 9,5 miliar dolar AS per tahun, Turki mampu mencari pasar dan mitra baru sebagai pengganti.

Berita Terkait