Sabtu, 9 Agustus 2025

Cak Imin Luncurkan 1.000 Dapur Umum MBG Khusus Santri Pesantren

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin

 

Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) bersama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) meluncurkan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG) khusus untuk santri pesantren.

Peluncuran ini dilakukan langsung oleh Menko PM Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Bangkalan, Senin (26/5/2025).

“Seribu dapur atau seribu SPPG ini kita siapkan untuk pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten,” kata Cak Imin. “1.000 (SPPG) Ini dibangun dengan semangat menjaga standar mutu sesuai ketentuan BGN,” lanjut Cak Imin.

Menurutnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya soal makanan, tetapi juga membentuk ekosistem ekonomi baru yang melibatkan petani, pelaku usaha, santri, dan pesantren itu sendiri.

“Ekosistem ini akan membangun hubungan supply and demand yang sehat, melibatkan semua, termasuk petani, pengusaha, pesantren, santri, dan ulama,” lanjutnya.

Cak Imin menegaskan bahwa kualitas dan keamanan makanan menjadi prioritas utama. Ia menargetkan tidak boleh ada kasus keracunan maupun penurunan gizi di kalangan santri. “Tidak boleh ada yang keracunan, tidak boleh ada yang berkurang gizinya. Makanan dari dapur-dapur itu harus sehat, bergizi, dan bermutu,” tegas dia.

Pemilihan Pondok Pesantren Syaichona Cholil sebagai lokasi peluncuran, menurutnya, memiliki makna historis dan simbolis karena merupakan salah satu pesantren tertua dan penting dalam sejarah Nahdlatul Ulama (NU). “Insya Allah ini memberi inspirasi ke seluruh pesantren di Indonesia untuk cepat melahirkan ekosistem ekonomi dan mempercepat distribusi makanan bergizi gratis bagi santri,” ungkapnya.

Cak Imin juga menekankan bahwa peningkatan kualitas gizi adalah kunci untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global, termasuk dalam persaingan antarnegara.

“Dunia sedang bersaing keras. Jangan sampai Indonesia jadi korban di tengah persaingan Amerika dan China. Kita harus siapkan (generasi) cerdas, dan itu dimulai dari makanan dan gizi yang cukup,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa meski pesantren selama ini mampu bertahan dalam keterbatasan, kini saatnya pemerintah hadir memperkuat daya tahan dan kualitas generasi santri melalui gizi yang baik. “Insyaallah, dengan makanan bergizi, santri akan tumbuh sehat, kuat, cerdas, dan percaya diri. Siap bersaing dengan negara manapun,” pungkasnya.

Berita Terkait