Minggu, 22 Desember 2024

Sekolah Politik Bina Insan Mulia Tegaskan Hubungan Organik PKB dan NU

Sekolah Pendidikan Politik yang digelar Pesantren Bina Mulia bagi calon anggota legislatif (caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dinilai adalah langkah yang baik untuk mempersiapkan bakal wakil rakyat duduk di parlemen. Selain itu, kegiatan ini menunjukkan adanya hubungan organik antara PKB dan Nahdlatul Ulama (NU).

“Saya kira ini satu program bukan hanya unik tapi bagus, melaksanakan sekolah politik di sebuah pesantren besar seperti Bina Insan Mulia ini, itu menegaskan hubungan organik antara PKB dengan basis utama PKB yaitu NU,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan di Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (16/7/2023).

Dalam pandangan Djayadi Hanan, NU berarti pesantren serta kiai. Sudah seharusnya rumah para caleg dan politisi PKB adalah pesantren, terutama yang segaris dengan NU.

Pesantren Bina Insan Mulia asuhan KH Imam Jazuli memiliki Sekolah Pendidikan Politik yang menggelar The Winning Workshop bagi para Caleg PKB khusus Dapil Jakarta-Banten sejak 13-15 Juni 2023. Kegiatan yang sama juga pernah digelar Sekolah Politik Bina Insan Mulia menjelang Pemilu 2019.

Workshop yang membahas strategi serta taktik pemenangan Pemilu 2024 dihadiri 550 caleg PKB Dapil Jakarta dan Banten. Kegiatan menghadirkan para narasumber kompeten yang membedah berbagai aspek yang dibutuhkan para caleg PKB untuk memenangkan pertarungan di Pemilu 2024.

“Ini unik karena menggunakan dua pendekatan sekaligus yaitu pendekatan ilmiah dalam memahami lanskap politik bagi para Caleg. Juga sekaligus dengan pendekatan yang sifatnya spiritual. Ini dibutuhkan caleg PKB karena menjadi caleg itu bukan hanya memerlukan stamina fisik, stamina intelektual, tapi juga stamina mental dan spiritual, dan itu harus disiapkan secara keseluruhan,” Kata Djayadi.

Menempatkan Sekolah Politik seperti di Bina Insan Mulia bisa memenuhi persyataran itu. “Saya kira output dari ini bukan hanya bagus bagi para caleg PKB mampu memetakan secara objektif kondisi dirinya maupun lingkungan dimana dirinya akan bertarung,” katanya.

Djayadi juga mempertegas sifat dasar PKB sebagai partai politik yang lahir dari rahim NU sebagai ormas terbesar umat Islam di Indonesia.

“Ini akan jadi dasar yang baik, konten yang baik bahkan bagi para caleg untuk menyatakan kepada para pemilih PKB, terutama NU bahwa memang mereka adalah caleg yang bisa diharapkan jadi jalur bagi para pemilih NU di dalam menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan negara yang akan disampaikan oleh para caleg ini jika terpilih,” katanya.

Djayadi bahkan menyebut secara keseluruhan, aktivitas selama workshop di Sekolah Politik Bina Insan Mulia bukan hanya baik bagi perkembangan partai politik tapi juga spesifik bagi PKB memperkuat memperjelas brand PKB sebagai partainya NU. “Seharusnya PKB memperbanyak sekolah politik seperti di Bina Insan Mulia ini,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, yang juga tampil sebagai pemateri di hari pertama The Winning Workshop yang digelar di Pesantren Bina Insan Mulia. “Caleg PKB harus optimistis mampu raih suara banyak di Pemilu nanti, karena yang membedakan PKB saat ini dengan Pemilu sebelumnya adalah adanya kegiatan Workshop buat para Caleg seperti ini. Di Pemilu sebelumnya tidak ada,” kata Eep.

Eep menambahkan, PKB juga terlihat sangat serius melakukan persiapan jelang Pemilu 2024. Selain melakukan survei untuk mengetahui secara pasti kondisi partai di mata publik, Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB juga melakukan kegiatan strategis seperti Workshop bagi para Caleg yang digelar di Bina Insan Mulia.

Berita Terkait