
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah individu kaya di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan. Menurut laporan terbaru dari Knight Frank, Indonesia kini berada di peringkat ke-9 negara Asia dengan populasi orang kaya terbanyak, yakni mencapai 8.120 individu dengan kekayaan di atas USD 10 juta atau sekitar Rp160 miliar (kurs Rp. 15.000/USD).
Jumlah ini mencerminkan peningkatan hampir sepuluh kali lipat dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat 832 orang. Pertumbuhan pesat ini menjadi sinyal penting terkait perubahan distribusi kekayaan di Asia serta potensi besar bagi perkembangan ekonomi Indonesia ke depan.
Sumber Lonjakan Kekayaan
Salah satu pendorong utama peningkatan jumlah orang kaya di Indonesia adalah pertumbuhan pesat sektor digital. Kemajuan teknologi, berkembangnya e-commerce, serta kehadiran startup dan perbankan digital telah menciptakan gelombang baru pengusaha muda yang meraih kesuksesan finansial dalam waktu singkat.
Di samping itu, harga komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel yang melonjak juga turut memperkaya para pelaku industri sumber daya alam. Kenaikan tajam nilai properti di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali turut memperkuat tren ini, seiring dengan pembangunan infrastruktur dan meningkatnya permintaan pasar.
Posisi Indonesia di Asia dan Dunia
Meski mencatat pertumbuhan signifikan, Indonesia masih tertinggal jauh dibanding negara-negara seperti Tiongkok (471.634 orang), Jepang (122.119 orang), dan India (85.698 orang). Namun, dengan tren yang positif, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan naik peringkat dalam beberapa tahun mendatang.
Jumlah 8.120 orang kaya di Indonesia menyumbang sekitar 0,3% dari total populasi kaya dunia. Capaian ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi menengah yang semakin diakui secara global, terutama dalam konteks meningkatnya konsumsi kalangan atas.
Peluang Pertumbuhan Ekonomi 2025
Ekonom Juwai IQI yang berbasis di Malaysia, Shan Saeed, menyatakan bahwa ekonomi Indonesia memiliki prospek cerah dan diperkirakan mampu tumbuh hingga lima persen pada tahun 2025. Dengan strategi ekonomi yang tepat, Indonesia dinilai mampu menciptakan perekonomian yang kuat dan berkelanjutan.
Ia menekankan pentingnya memberi kepercayaan kepada investor lokal untuk menggerakkan pertumbuhan dan menarik investasi asing langsung (FDI). Strategi lainnya termasuk pengembangan infrastruktur transportasi, energi, dan digital, serta penguatan sektor UMKM yang berkontribusi besar terhadap PDB dan penciptaan lapangan kerja.
UMKM saat ini menyumbang sekitar 61% dari PDB nasional dan mempekerjakan sekitar 97% tenaga kerja. Namun, baru sebagian kecil dari pelaku UMKM yang telah terhubung dengan platform digital. Oleh karena itu, digitalisasi UMKM menjadi agenda penting.
Peningkatan kualitas pendidikan juga disebut sebagai kunci, terutama dalam menyesuaikan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, serta memperkuat peran pendidikan perempuan dalam pembangunan ekonomi.