Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai internal PDI-P sedang panik sehingga mengeluarkan pernyataan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres).
Padahal, menurutnya, Jokowi ingin dukungannya tidak cuma tersebar ke Ganjar Pranowo saja, melainkan juga ke Prabowo. “Pernyataan PDI-P ini menguatkan bahwa mengemuka kepanikan di internal karena Presiden Jokowi ingin dukungannya tersebar bukan hanya ke Ganjar, namun juga ke Prabowo,” ujar Agung saat dimintai konfirmasi, Kamis (6/7/2023). Agung mengatakan, jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang tinggal menghitung bulan ini, Jokowi malah semakin intim dengan Prabowo.
Bahkan, ia menilai bahwa Jokowi tidak mencoba mengurangi intensitas pertemuannya dengan Prabowo.
“Otomatis PDI-P di titik ini harus berjuang keras untuk hattrick, dengan mencari cawapres (calon wakil presiden) yang tepat dan kampanye yang atraktif agar Ganjar kembali unggul dari Prabowo,” kata Agung.
Kemudian, Agung mengingatkan bahwa dukungan Jokowi kepada Prabowo sangat solid. Sebab, keduanya memiliki relasi positif sejak dulu.
Misalnya, saat ini Prabowo merupakan salah satu menteri di kabinet pemerintahan Jokowi. Kemudian, Prabowo juga pernah mendukung Jokowi saat bertarung dalam Pilkada DKI 2012.
Apalagi, menurutnya, hubungan antara Prabowo dan Jokowi memang sudah berlangsung sangat lama.
“Telah diuji dalam dua pilpres dalam periode 2014 dan 2019, sehingga ada nilai-nilai kebijaksanaan yang dikedepankan ketika Prabowo legowo sebagai pembantu presiden pasca kalah Pilpres 2019,” ujar Agung.
Sementara itu, Agung mengatakan, Jokowi hanya dianggap sebagai petugas partai dalam nalar politik internal PDI-P. Mengingat, partai berlambang kepala banteng itu sudah memiliki queen maker, yakni Megawati Soekarnoputri.
Oleh karenanya, Agung menilai wajar apabila Jokowi lebih nyaman atau mengakomodasi Prabowo sebagai salah satu capres jagoannya.
Dalam beberapa hasil survei kredibel juga menunjukkan bahwa Prabowo sementara ini unggul ketimbang Ganjar dalam beragam simulasi pilpres, baik satu atau dua putaran saat berhadap-hadapan.
“Secara elektoral, bersama Prabowo, kans menang Presiden Jokowi lebih baik ketimbang hanya mendukung Ganjar semata. Artinya, Presiden Jokowi punya kepastian untuk bisa berharap program-programnya sekarang dilanjutkan oleh Prabowo maupun Ganjar,” katanya.
Sementara itu, Agung menduga Jokowi merasa kurang strategis jika hanya mendukung Ganjar saja.
Pasalnya, peluang program-program Jokowi tidak dilanjutkan bisa saja terjadi jika Prabowo yang memenangkan Pilpres 2024.
Sebab, Prabowo tidak memiliki kewajiban melanjutkan program Jokowi bila terpilih, apalagi jika betul Jokowi tidak mendukungnya.
“Menimbang Prabowo berbeda partai dan tak punya tanggung jawab politik langsung sebagaimana PDI-P,” imbuh Agung.